Langsung ke konten utama

Teori Kekuasaan, Leadership, dan Motivasi



Nama               : Jessica Phoibe
NPM               : 15514649
Kelas               : 3PA19
Tanggal Post    : 17 Oktober 2016 

 

I.                   PENDAHULUAN
Kepemimpinan, Kekuasaan dan Motivasi. Ketiga hal tersebut adalah satu sama lain yang saling berkaitan. Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika interaksi sosial.   Kepemimpinan (leadership) seorang pemimpin (leader) merupakan salah satu faktor penting dan dominan keberadaannya yang senantiasa mewarnai proses penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan kerjasama yang berlangsung umumnya pada setiap organisasi untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran yang telah direncanakan dan ditetapkan.  
Kekuasaan sendiri terdapat disemua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah patuh) dan juga untuk memberi keputusan-keputusan  yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi tindakan-tindakan pihak-pihak lainnya. Seorang pemimpin tidak hanya memberi kekuasaan tetapi juga memberi perhatian yang berupa motivasi. Karena dari motivasi tersebut seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau untuk mendapatkan kepuasan.

II.                TEORI
A.    Kekuasaan
Max weber mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekeompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Kekuasaan mempunyai aneka macam bentuk dan bermacam-macam sumber. Hak milik kebendaan dan kedudukan merupakan sumber kekuasaan. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber kekuasaan, disamping kemampuan khusus dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hukum yang tertentu. Jadi, kekuasaan terdapat dimana-mana, dalam hubungan sosial maupun didalam organisasi-organisasi sosial. Akan tetapi, pada umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada organisasi yang dinamakan “negara”.
Dibawah ini ada cara-cara untuk mempertahankan kekuasaan, yaitu :
1.      Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam bidang politik yang merugikan kedudukan penguasa
2.      Mengadakan sistem-sistem kepercayaan
3.      Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik
4.      Mengadakan konsolidasi secara horizontal dan vertikal 

B.     Kepemimpinan (Leadership)
Indrawijaya mengatakan kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakan orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan. Gaya kepemimpinan menurut Malayu S.P Hasibuan (2005:205), adalah sebagai berikut:
1.      Kepemimpinan otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
2.      Kepemimpinan partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
3.      Kepemimpinan delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaan.
4.      Kepemimpinan kharismatik
Gaya kepemimpinan ini memiliki daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikut dan jumlahnya yang sangat luar biasa. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui sebab-sebab secara pasti mengapa seseorang itu memiliki kharisma yang begitu besar.
5.      Kepemimpinan demokratik
Kepemimpinan demokratik menitikberatkan pada bimbingan yang efisien pada para anggotanya. Koordinasi pekerjaan terjalin dengan baik dengan semua ini, terutama penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kepemimpinan demokratik menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia mengakui keahlian para sepesialis dengan bidangnya masing-masing, pada saat-saat kondisi yang tepat.

C.     Motivasi
Menurut Indriyo Gito Sudarmo dan I Nyoman Sudito mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang ada pada diri seseorang yang menggerakan perilakunya untuk memenuhi berbagai tujuan tertentu. E.J. Donal membagi motivasi menajadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” misalnya, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan akan perasaan diterima. Sedangkan, motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang.  Misalnya, kenaikan pangkat, pujian, hadiah. 

III.             KASUS
Kasus yang akan kita bahas disini adalah gaya kepemimpinan mantan Presiden Indonesia dan Presiden Indonesia sekarang.
1.      Ir. Soekarno
2.      Soeharto
3.      Susilo Bambang Yudhoyono
4.      Joko Widodo

IV.             ANALISIS KASUS
1.      Ir. Soekarno 

Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Prinsip politik mempersatukan elite gaya Soekarno adalah "alle leden van de familie aan een eet-tafel" (semua anggota keluarga duduk bersama di satu meja makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga partai. Jadi, dapat kita lihat bahwa gaya kepemimpinan Ir. Soekarno adalah Gaya Kharismatik karena memiliki daya tarik sendiri sehingga mampu untuk mengantarkan Indonesia menuju KEMERDEKAAN.

2.      Soeharto



Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan. Namun, tahun-tahun berikutnya pemerintahan Soeharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar. Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis.

3.      Susilo Bambang Yudhoyono

Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi presiden. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan background parpol besar, beliau keliahatan kesulitan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat. SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Walaupun ia dibesarkan dalam lingkungan militer namun beliau adalah sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.

4.      Joko Widodo

Menganalisis kepemimpinan Jokowi perlu dilengkapi dengan karakter pribadinya. Simpel dan efisien. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Jokowi adalah demokratik. Ia selalu ingin melakukan blusukan agar bisa mendekati rakyat, memahami permasalahan rakyat, dan memberikan kepercayaan untuk lahirnya solusi. Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi bisa menjadi contoh, bagaimana sosok pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang yang terlihat sederhana. Kita bisa lihat track record ketegasan Jokowi selama dia memimpin dari Gubernur sampai menjadi Presiden. Keberanian melakukan inovasi untuk memberantas korupsi. Apa yang dilakukan oleh Jokowi dari berbagai kebijakannya bisa menunjukkan bagaimana soal independensi ditunjukkan, komitmen dan konsistensi dalam gaya kepemimpinannya yang tegas.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ruyatnasih. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
      Karyawan Pada Bagian Operator SPBU PT. Mitrabuana Jayalestari
      Karawang
. Jurnal Manajemen, 10(3): 1107.    

Gusti, Messa Media. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi
      Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN
      1 Purworejo Pasca Sertifikasi
. Jurnal Penelitian.
     
https://core.ac.uk/download/pdf/11063990.pdf. (diakses pada tanggal 16
      Oktober 2016)

Nugroho, Iwan. 2015. Kepemimpinan "Insinyur" Jokowi. KOMPAS, 24 Juni
      2015.
http://www.kompasiana.com/iwannugroho/kepemimpinan-insinyur
      jokowi_552c59376ea8343e6e8b457d
. (diakses pada tanggal 15 Oktober
      2016)

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sovya, Henny. 2015. Mengenal Gaya Kepemimpinan Presiden di Indonesia.
            KOMPAS, 24 Juni 2015.
http://www.kompasiana.com/hennysovya/mengenal
            gaya-kepemimpinan-presiden-di-indonesia_552c5c1c6ea834f7738b4571
.
            (diakses 15 Oktober 2016)

Subha, Shakuntala. 2015. Meski Sederhana, Jokowi Adalah Pemimpin Tegas dan
            Berani
. KOMPAS, 17 Juni 2015.
           
http://www.kompasiana.com/shakuntala/meski-sederhana-jokowi-adalah
            pemimpin-tegas-dan-berani_552884bff17e612f5b8b4581
. (diakses 15
            Oktober 2016)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Reinforcement, Teori Harapan, Teori Penetapan Tujuan & Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Nama               : Jessica Phoibe NPM                 : 15514649 Kelas                 : 3PA19 Tanggal Post      : 06 November 2016 A.     Pendahuluan Salah satu faktor yang menentukan maju dan mundurnya suatu organisasi adalah keberadaan sumber daya manusia. Manusia akan membutuhkan sebuah motivasi yang berasal dari dalam dan luar diri nya supaya   dapat membangkitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam pembicaraan tentang motivasi, teori motivasi Abraham Maslow akan dibahas. Teori tersebut didasarkan pada hierarki kebutuhan yang meningkat dari kebutuhan biologis sampai dengan puncaknya adalah kebutuhan aktualisasi diri yang hanya dapat dipenuhi setelah semua kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Ketik...

Job Enrichment

Nama                : Jessica Phoibe NPM               : 15514649 Kelas                : 3PA19 Tanggal Post    : 20 November 2016 Pukul                : 00.36 WIB A.     Pendahuluan Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidaklah lepas dari peran sumber daya manusia. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Perusahaan juga harus dapat memperhatikan permasalahan yang muncul pada karyawan, bagaimana mempertahankan karyawan untuk tetap dapat bekerja sesuai dengan bagiannya dan bagaimana semangatnya karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk mencapai keberhasilan terse...

TEORI KEPUASAN KERJA

Nama               : Jessica Phoibe NPM                : 15514649 Kelas                : 3PA19 Tanggal Post    : 08 Januari 2017        I.             PENDAHULUAN Setiap orang pasti ingin mendapatkan suatu kepuasan dalam bekerja agar mereka merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Karena ketika karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya untuk memaksimalkan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga produktivitas meningkat dan memberikan hasil kerja yang optimal. Kepuasan kerja merupakan kunci untuk mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Kepuasan kerja dapat diperoleh dengan mendapatkan pujian pada hasil kerja, penempatan yang ...