Langsung ke konten utama

TEORI KEPUASAN KERJA



Nama               : Jessica Phoibe
NPM               : 15514649
Kelas               : 3PA19
Tanggal Post   : 08 Januari 2017


       I.            PENDAHULUAN
Setiap orang pasti ingin mendapatkan suatu kepuasan dalam bekerja agar mereka merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Karena ketika karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya untuk memaksimalkan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga produktivitas meningkat dan memberikan hasil kerja yang optimal. Kepuasan kerja merupakan kunci untuk mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Kepuasan kerja dapat diperoleh dengan mendapatkan pujian pada hasil kerja, penempatan yang sesuai dengan keinginan, mendapatkan perlakuan yang baik, dan suasana lingkungan kerja yang nyaman. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja bukan hanya dari karyawan itu tersebut, tetapi juga dari gaya kepemimpinan sang manager atau direktur. Gaya kepemimpinan yang otoriter akan membuat karyawan merasa jenuh dan terkekang sehingga tidak mampu untuk mengoptimalkan pekerjaan karena tidak memiliki semangat dan kegairahan dalam menyelesaikan pekerjaan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai teori-teori kepuasan kerja, supaya kita mengetahui lebih dalam  mengenai kepuasan kerja.

    II.            TEORI
A.  Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfication) adalah sikap atau perasaan seseorang terhadap suatu pekerjaan. Ini berarti kepuasan kerja seseorang tergantung bagaimana penilaian (persepsi) individu yang bersangkutan terhadap pekerjaan itu sendiri, apakah membuat dirinya merasa puas atau tidak. Penilaian ini bersifat individual, artinya antara individu yanng satu dan yang lain berbeda.
Menurut Yudha (2001) bahwa kepuasan kerja merupakan kombinasi dari beberapa komponen pendekatan, yaitu pendekatan psikologi sosial (the social psychological approach), pendekatan ekonomi neo-klasik (neo-classical economic approach), dan pendekatan sosiologi (sociological approach). Pendekatan psikologis, terutama berkaitan dengan bagaimana persepsi individu terhadap kerja itu sendiri, sedangkan pendekatan ekonomi neo-klasik berhubungan dengan berapa jumlah kompensasi yang diperoleh melalui pekerjaan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya (termasuk keluarganya), serta pendekatan sosiologis menekankan bagaimana kondisi hubungan interpersonal dalam konteks lingkungan sosial. Ini berarti kepuasan kerja seseorang individu dipengaruhi banyak faktor (multi-factors).
B.   Teori-teori kepuasan kerja
Untuk menjelaskan tentang kepuasan kerja ini, para ahli psikologi bidang industri (Asad, 1987 ; Greenberg dan Baron, 1997) mengemukakan beberapa teori, yaitu :
1.      Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)
Teori perbedaan (discrepancy theory) pertama kali dikembangkan oleh Porter (1967) yang berpendapat bahwa untuk mengukur kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hal yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Locke (dalam Anwar Prabu Mangkunegara, 1993) mengatakan bahwa kepuasan kerja pegawai tergantung pada perbedaan antara sesuatu yang didapat dengan yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada yang diharapkan maka pegawai tersebut akan puas dan sebaliknya.  
2.      Teori Keadilan (Equity Theory)
Menurut teori keadilan (equity theory) yang dikembangkan oleh Adam (dalam Anwar Prabu Mangkunegara, 1993)  menyebutkan  beberapa  komponen  yaitu  input, outcome,  comparison person,  dan  equity-in-equity.  Pandangan Wexley  dan  Yukl,  mengemukakan  bahwa input  adalah  semua  nilai  yang  diterima  pegawai  yang  dapat menunjang pelaksanaan  kerja,  misalnya pendidikan, pengalaman, skill,  usaha,  peralatan  pribadi,  jumlah  jam   kerja. Outcome  adalah semua  nilai  yang  diterima pegawai dan dia peroleh dari pekerjaannya, misalnya  upah,  keuntungan  tambahan,  status simbol, pengenalan kembali, kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikan diri. Comparison person adalah seorang pegawai  dalam  organisasi yang sama, seseorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri  dalam pekerjaan sebelumnya. Equity-in-equity adalah teori yang menyatakan seorang pegawai dalam organisasi merasa puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil  dari membandingkan antara inputoutcome dirinya dengan perbandingan  inputoutcome  pegawai lain  (comparison person). 
3.      Teori Dua Faktor
Teori dua faktor juga disebut teori motivasi higiene (motivation hygiene theory), dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Frederick Herzberg. Dengan keyakinan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. Menurut Herzberg, bahwa lawan dari kepuasan bukanlah ketidakpuasan. Menghilangkan karakteristik-karakteristik  yang tidak memuaskan dari suatu pekerjaan belum tentu membuat pekerjaan tersebut memuaskan.
Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, manajer yang berusaha menghilanglan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja mungkin menghadirkan kenyamanan, namun belum tentu motivasi. Mereka akan membuat angkatan kerja merasa nyaman, bukan memotivasi. Sebagai hasilnya, kondisi-kondisi yang melingkupi pekerjaan, seperti kualitas pegawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan perusahaan, kondisi fisik pekerjaan, hubungan dengan individu lain, dan keamanan pekerjaan digolongkan oleh Herzberg sebagai faktor-faktor higene (hygiene factors).

 III.             KASUS
PT. MAJU BERSAMA merupakan sebuah perusahaan yang baru saja merintis, dan membuka lowongan pekerjaan. Selain itu banyak pekerjaan yang harus dilakukan karyawan dan direktur supaya tujuan dari perusahaan tersebut dapat terwujud. Andin merupakan lulusan S-1 Komunikasi yang melamar di perusahaan PT. Maju bersama, Andin pun di terima dengan jabatan dan gaji yang sangat sesuai dengan harapan Andin, sehingga Andin mendapatkan kepuasan sendiri dalam menjalankan pekerjaan. Dan pada saat mengerjakan tugas pekerjaannya, Andin kerap di puji oleh atasannya karena menghasilkan kerja yang optimal. 

 IV.              ANALISIS KASUS
Seperti yang kita ketahui bahwa ketika karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya untuk memaksimalkan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya sehingga produktivitas meningkat dan memberikan hasil kerja yang optimal. Hal ini yang di alami oleh Andin, sebelum menjalankan pekerjaan nya Andin sudah mendapatkan kepuasan kerja, karena dia mendapatkan jabatan dan gaji yang sesuai dengan harapan dia, bahkan jauh lebih bagus dari yang dia harapkan. Inilah yang menjadikan Andin mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan optimal sehingga PT. Maju Bersama dapat berkembang dan mencapi tujuan perusahaan tersebut.
Dalam teori perbedaan (discrepancy theory) juga dikatakan bahwa kepuasan kerja pegawai tergantung pada perbedaan antara sesuatu yang didapat dengan yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada yang diharapkan maka pegawai tersebut akan puas dan sebaliknya. Selain mendapatkan kepuasan kerja, karyawan juga harus mendapatkan motivasi kerja terutama dari pimpinan, hal ini di katakan dalam teori dua faktor.

REFERENSI
Dariyo, Agoes. (2008). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta: Grasindo
Haruman, T. & Paramarta, V. (2005). Kepuasan kerja: konsep, teori, pendekatan, dan skala
     pengukurannya. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, 6(3), Februari
     2005.http://repository.widyatama.ac.id. (diakses pada 08 Januari 2017) 
Judge, T.A. & Robbins, S.P. (2008). Perilaku Organisasi, Edisi 12 Jakarta: Salemba Empat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Reinforcement, Teori Harapan, Teori Penetapan Tujuan & Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Nama               : Jessica Phoibe NPM                 : 15514649 Kelas                 : 3PA19 Tanggal Post      : 06 November 2016 A.     Pendahuluan Salah satu faktor yang menentukan maju dan mundurnya suatu organisasi adalah keberadaan sumber daya manusia. Manusia akan membutuhkan sebuah motivasi yang berasal dari dalam dan luar diri nya supaya   dapat membangkitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam pembicaraan tentang motivasi, teori motivasi Abraham Maslow akan dibahas. Teori tersebut didasarkan pada hierarki kebutuhan yang meningkat dari kebutuhan biologis sampai dengan puncaknya adalah kebutuhan aktualisasi diri yang hanya dapat dipenuhi setelah semua kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Ketik...

Job Enrichment

Nama                : Jessica Phoibe NPM               : 15514649 Kelas                : 3PA19 Tanggal Post    : 20 November 2016 Pukul                : 00.36 WIB A.     Pendahuluan Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidaklah lepas dari peran sumber daya manusia. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Perusahaan juga harus dapat memperhatikan permasalahan yang muncul pada karyawan, bagaimana mempertahankan karyawan untuk tetap dapat bekerja sesuai dengan bagiannya dan bagaimana semangatnya karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk mencapai keberhasilan terse...