Langsung ke konten utama

Teori Reinforcement, Teori Harapan, Teori Penetapan Tujuan & Teori Hierarki Kebutuhan Maslow



Nama               : Jessica Phoibe
NPM                : 15514649
Kelas                : 3PA19
Tanggal Post     : 06 November 2016

A.    Pendahuluan
Salah satu faktor yang menentukan maju dan mundurnya suatu organisasi adalah keberadaan sumber daya manusia. Manusia akan membutuhkan sebuah motivasi yang berasal dari dalam dan luar dirinya supaya  dapat membangkitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam pembicaraan tentang motivasi, teori motivasi Abraham Maslow akan dibahas. Teori tersebut didasarkan pada hierarki kebutuhan yang meningkat dari kebutuhan biologis sampai dengan puncaknya adalah kebutuhan aktualisasi diri yang hanya dapat dipenuhi setelah semua kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Ketika manusia telah mencapai sesuatu yang diinginkan, maka mereka akan mengharapkan sebuah reward atas apa yang telah mereka capai, pencapaian atas apa yang mereka harapkan akan di bahas pada teori harapan karena dalam hal ini, harapan (expectancy) dipercaya sebagai sesuatu yang diinginkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain membahas mengenai teori kebutuhan Abraham Maslow dan teori harapan, di bawah ini juga akan membahas mengenai teori penetapan tujuan dan juga teori reinforcement dari B.F. Skinner.
B.     Teori
1.      Teori Reinforcement (Penguatan)
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Dalam merumuskan teorinya, Skinner melakukan percobaan dengan menggunakan seekor tikus yang ditempatkan dalam sebuah peti yang dikenal dengan ”Skinner Box“. Peti yang digunakan sebagai sangkar tikus terdiri atas dua macam komponen pokok, yaitu manipulandum dan alat pemberi reinforcement, antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum adalah komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement. Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan pengungkit.

Dalam eksperimen Skinner, mula-mula tikus mengeksplorasi sangkar dengan cara berlari ke sana dan kemari, mencium benda-benda di sekitarnya, mencakar dinding. Aksi tersebut dinamakan “Emmited Behavior“ atau tingkah laku terpencar. Tanpa sengaja tikus menekan pengungkit, tekanan itu mengakibatkan munculnya butiran-butiran makanan ke dalam wadah. Butiran itu merupakan penguat (reinforcer), penekanan inilah yang dinamakan operant yang akan terus meningkat apabila diiringi dengan reinforcement, yaitu penguatan berupa butiran makanan yang jatuh ke dalam wadah.
Reinforcement ini bertitik tolak dari teori belajar Operant Conditioning dalam kelompok Behaviorisme. Operant adalah sejumlah perilaku atau respon yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Respon dalam operant conditioning terjadi tanpa dilalui oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respon tertentu, akan tetapi tidak disengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Implikasi praktis dari teori reinforcement adalah ketika karyawan yang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik akan mendapatkan sebuah penguatan positif berupa kenaikan gaji, bonus atau penghargaan. Namun ketika seorang karyawan yang tidak dapat menyelesaikkan pekerjaannya dengan tepat waktu maka akan mendapatkan penguatan negatif berupa tidak diberi penghargaan.
2.      Teori Harapan
Allen (1998) menyebutkan teori harapan yang dikembangkan oleh Vroom yang dikenal dengan Vroom's Expectancy Model yaitu bahwa pada umumnya manusia memilih salah satu di antara beberapa alternatif perilaku karena manusia tersebut melakukan antisipasi yang secara khusus akan membawa seseorang kepada hasil sesuatu yang diinginkan dan perilaku yang akan membawanya kepada sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam hal ini harapan (expectancy) dipercaya sebagai sesuatu yang diinginkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Teori Harapan (expectancy theory) dari Victor Vroom menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
Dalam bentuk yang lebih praktis, teori harapan mengatakan bahwa karyawan-karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan penilaian kerja yang baik. Penilaian yang baik akan menghasilkan penghargaan-penghargaan organisasional seperti bonus, kenaikan imbalan kerja, atau promosi, dan penghargaan-penghargaan tersebut akan memuaskan tujuan-tujuan pribadi para karyawan.
3.      Teori Penetapan Tujuan
Teori penetapan tujuan (goal-setting theory) mengungkapkan adanya hubungan dan pengaruh antara tujuan, tantangan, dan umpan balik terhadap kinerja. Pada akhir tahun 1960-an, Edwin Locke mengemukakan bahwa niat untuk mencapai sebuah tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberi tahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
Implikasi praktis dari teori penetapan tujuan dalam perilaku organisasi adalah bahwa karyawan yang memiliki komitmen dalam tujuan yang tinggi akan memengaruhi kinerja manajerial nya.
4.       Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas persepsi seseorang individu atas lima macam tipe dasar kebutuhan. Menurut Maslow, terdapat lima macam kebutuhan dasar, yang senantiasa dialami seseorang individu. Teori hierarki kebutuhannya sendiri, Maslow menyebutknya sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistic dinamis. Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler. Lima kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah :

1)      Fisiologis → Meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
2)      Rasa aman → Meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3)      Sosial → Meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4)    Penghargaan → Meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian, sedangkan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
5)  Aktualisasi diri → Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya. Meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Implikasi praktis dari teori hierarki kebutuhan Maslow dalam perilaku organisasi adalah sebagai berikut :
1)      Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan dasar dan bersifat primer. Kadang-kadang mereka dinamakan kebutuhan-kebutuhan biologikal dalam lingkungan kerja modern dan termasuk di dalamnya keinginan untuk mendapatkan pembayaran (upah/gaji), libur. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi paling utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini.
2)      Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan keamanan, atau kebutuhan akan kepastian. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Kebutuhan akan keamanan merefleksi keinginan untuk mengamankan imbalan-imbalan yang telah dicapai dan untuk melindungi diri sendiri terhadap bahaya, cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau kehilangan. Pada organisasi-organisasi kebutuhan-kebutuhan demikian terlihat pada keinginan pekerjaan akan kepastian pekerjaan, sistem-sistem senioritas, serikat pekerja, kondisi kerja aman, imbalan-imbalan tambahan, asuransi, dan kemungkinan pensiun, tabungan, dan uang tunggu apabila terjadi hal-hal tertentu.
3)      Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs)
Seteleh kebutuhan fisiologikal dan keamanan selasai dipenuhi, maka perhatian sang individu beralih pada keinginan untuk mendapatkan kawan, cinta dan perasaan diterima. Sebagai mahluk sosial, manusia senang apabila mereka disenangi, dan berusaha memenuhi kebutuhan sosial pada waktu mereka bekerja, dengan membantu kelompok-kelompok formal maupun informal, mereka bekerja sama dengan rekan-rekan sekerja mereka, dan mereka turut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dimana mereka bekerja.
4)      Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs)
Pada tingkatan keempat hierarki Maslow, terlihat kebutuhan individu akan penghargaan, atau juga dinamakan orang kebutuhan “ego”. Kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat untuk memiliki citra positif dan menerima perhatian, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Dalam organisasi, kebutuhan untuk dihargai menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yang besar, status yang tinggi, dan pengakuan atas kontribusi pada organisasi.
5)      Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization)
Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mengalami pemenuhan diri, yang merupakan kategori kebutuhan tertinggi. Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Kebutuhan aktualisasi diri oleh organisasi dapat dipenuhi dengan memberikan kesempatan orang-orang untuk tumbuh, mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan pelatihan untuk mendapatkan tugas yang menantang serta melakukan pencapaian.
C.    Kasus
1.      Teori Reinforcement (Penguatan)
Pada saat merayakan 17 Agustusan, Sekolah Pelita mengadakan perlombaan yang di ikuti beberapa kelompok. Andi dan kelompoknya mengikuti perlombaan tersebut. Pada saat berlangsungnya perlombaan, kelompok Andi menjalankan lomba tersebut dengan kompak. Kekompakan membawa Andi dan kelompoknya menjadi juara 1 lomba tersebut.
2.      Teori Harapan
Dalam teori harapan, kita dapat mengambil contoh pada SPG. Seorang SPG akan terus berusaha untuk dapat memperjualkan barangnya dengan sebanyak mungkin, mereka mempunyai cara marketing sendiri agar barang yang mereka perdagangkan bisa habis terjual.
3.      Teori Penetapan Tujuan
Sebuah rumah sakit akan melakukan audit untuk meningkatkan mutu rumah sakit tersebut. Maka direktur rumah sakit melakukan penetapan tujuan kepada  para perawat dan dokternya supaya dapat bekerja dengan baik agar proses audit dapat berjalan dengan lancar.  
4.       Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Dari teori hierarki kebutuhan Maslow kita dapat mengambil sebuah contoh pada pustakawan. Pustakawan dipandang menjadi penggerak dalam perpustakaan,  sekaligus penentu yang akan menentukan keberhasilannya. Apabila pustakawan dapat menciptakan sebuah trobosan-trobosan baru, bisa dipastikan perpustakaan tidak akan mengalami sebuah kemunduran dan sepinya peminat membaca. Membangkitkan motivasi kerja pustakawan menjadi jawaban dalam menciptakan perpustakaan yang berkelas.
D.    Analisis Kasus
1.    Dari contoh kasus tersebut, kita dapat mengetahui bahwa Andi dan kelompoknya mendapkan penguatan positif, dalam artian kelompok Andi mendapatkan sebuah penghargaan (juara 1 dan sebuah hadiah) dari kekompakan yang mereka lakukan. Kelompok Andi bisa saja mendapatkan penguatan negatif yang berupa kekalahan, apabila Andi dan kelompoknya tidak melakukan kekompakan.
2.  Dalam teori ini dikatakan bahwa teori harapan menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut. Seorang SPG akan berusaha untuk menjual habis dagangannya supaya mereka mendapatkan reward dari apa yang mereka lakukan seperti bonus, tambahan gaji ataupun kenaikan jabatan.
3.    Penetapan tujuan yang dilakukan pihak rumah sakit agar audit tersebut berjalan dengan lancar adalah dengan pemberian motivasi kepada para perawat dan dokter rumah sakit, selain memberikan motivasi, pihak rumah sakit juga harus meningkatkan kualitas rumah sakit tersebut. Setelah penetapan tujuan tersebut tercapai maka pihak rumah sakit dapat memberikan reward kepada perawat dan dokter.
4.     Motivasi memiliki hubungan yang erat dengan kinerja pustakawan dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi secara hirarkis. Motivasi menjadi topik yang cukup menarik untuk didiskusikan dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja pustakawan. Teori motivasi yang digunakan adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, agar membawa kita pada satu pemahaman yang lebih luas, dalam menyelesaikan problem pustakawan yang selama ini dianggap tidak mendapatkan perhatian yang memadai.

Referensi
Basuki, Heru. A. M. 2008. Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Iskandar. 2016. Implementasi teori hirarki kebutuhan Abraham maslow
           terhadap Peningkatan kinerja pustakawan
. Jurnal Ilmu Perpustakaan,

           Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4(1), Januari – Juni 2016.
           http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-hikmah/article/download/1067/pdf_10.
           (diakses pada 05 November 2016).

Zalyana. 2014. Reinforcement posisitif dalam pembelajaran bahasa arab 
           di madrasah tsanawiyah negeri kota pekanbaru riau. Jurnal Potensia, 
           Vol.13, 2 Juli - Desember 2014. http://ejournal.uin
           suska.ac.id/index.php/potensia/article/download/1045/949
.

           (diakses pada 06 November 2016).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Job Enrichment

Nama                : Jessica Phoibe NPM               : 15514649 Kelas                : 3PA19 Tanggal Post    : 20 November 2016 Pukul                : 00.36 WIB A.     Pendahuluan Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidaklah lepas dari peran sumber daya manusia. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Perusahaan juga harus dapat memperhatikan permasalahan yang muncul pada karyawan, bagaimana mempertahankan karyawan untuk tetap dapat bekerja sesuai dengan bagiannya dan bagaimana semangatnya karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk mencapai keberhasilan terse...

TEORI KEPUASAN KERJA

Nama               : Jessica Phoibe NPM                : 15514649 Kelas                : 3PA19 Tanggal Post    : 08 Januari 2017        I.             PENDAHULUAN Setiap orang pasti ingin mendapatkan suatu kepuasan dalam bekerja agar mereka merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Karena ketika karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya untuk memaksimalkan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga produktivitas meningkat dan memberikan hasil kerja yang optimal. Kepuasan kerja merupakan kunci untuk mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Kepuasan kerja dapat diperoleh dengan mendapatkan pujian pada hasil kerja, penempatan yang ...