Disusun Oleh :
Endah Puji Astuti (13514568)
Jessica Phoibe (15514649)
Nur Rohmah Aprilia (18514185)
Wahyuningtyas Gharnisya (1C514171)
3PA19
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
2016/2017
FAKULTAS PSIKOLOGI
2016/2017
I.
PENDAHULUAN
Pada
tugas ini, kami akan membahas tentang apa itu psikologi manajemen. Psikologi
manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini
perilaku manusia sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Perilaku yang
baik akan memunculkan semangat dan motivasi pada manusia. Ada hal-hal yang mempengaruhi
perilaku seseorang diantaramya faktor internal yaitu dalam diri manusia dan faktor eksternal yaitu faktor
lingkungan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan tentang
definisi psikologi manajemen, organisasi, definisi komunikasi, dimensi-dimensi
komunikasi, definisi pengaruh, kunci-kunci perubahan perilaku, bagaimana
mempengaruhi orang lain berbagai model, dan apa itu wewenang.
II.
PEMBAHASAN
1. Psikologi
Manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana
mengatur atau memanage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
2. Organisasi
Robbins (1996)
menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif,
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
3. Definisi
Komunikasi
Komunikasi adalah aktivitas kompleks yang melibatkan
seseorang mengirimkan informasi kepada ke orang lain. Kompleksitas ini
melibatkan bagaimana pengirim perlu mengetahui kebenaran interpretasi penerima
pesan, sejauh mana pesan tidak hanya sekedar diterima tetapi juga dimengerti,
sejauhmana unsur media dan noise ikut
berperan dalam kebenaran interpretasi pesan (Smith, 2003).
4.
Dimensi-dimensi Komunikasi
1)
Komunikasi Internal
Komunikasi
internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota
organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara
pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan lain sebagainya. Komunikasi
internal lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Komunikasi
vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan) dan dari bawah ke atas (komunikasi dari bawahan kepada pimpinan).
b. Komunikasi
horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan
kepada karyawan, manajer kepada manajer, dan lain sebagainya
2)
Komunikasi Eksternal
Komunikasi
eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi.
a. Komunikasi
dari organisasi kepada khalayak, komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release; artikel surat
kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster;
konfrensi pers.
b. Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan
oleh organisasi. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.
Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan
juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi,
mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir
semua tindakan organisasi yang relevan.
5. Pengertian
Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2001:849) yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang.
6. Kunci-kunci
Perubahan Perilaku
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993),
perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) Perubahan
alamiah (natural change), ialah
perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya
ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.
2) Perubahan
terencana (planned change), ialah
perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3) Perubahan
dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness
to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi
atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat
mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan
setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
1) Pemikiran
dan perasaan
2) Orang
penting sebagai referensi
Apabila seseorang itu
penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita
contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala
suku dan lain-lain.
3) Sumber-sumber
daya
Yang termasuk adalah
fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan
pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun
negatif.
4) Kebudayaan
Kebudayaan
adalah perilaku
normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Perilaku yang
normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dari uraian tersebut diatas
dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku
yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar
belakangnya.
7. Bagaimana
Mempengaruhi Orang lain
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan
komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3
pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1) Logical argument
(logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang
ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2) Psychological/ emotional argument
(pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun
negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati
termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang
positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah
termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
3) Argument based on credibility
(ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar
dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi
ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah
dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang
dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih
efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi
orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1) Pendekatan
berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebagai bukti
argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2) Pendekatan
berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan
mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila
terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan
pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3) Pendekatan
berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi
yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang komedian atau
menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4) Pendekatan
berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative.
Misalnya, iklan rokok dengan dikasi “nggak ada loe nggak rame”.
8. Wewenang
Sebagaimana halnya
dengan kekuasaan, wewenang juga dapat dijumpai dimana-mana, walaupun tidak
selamanya kekuasaan dan wewenang berada disatu tangan. Menuut Max Weber,
wewenang dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib
sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai
masalah-masalah penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan.
Dengan kata lain, seseorang yang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang
yang memimpin atau membimbing orang banyak.
Ada tiga macam wewenang, diantaranya adalah :
1)
Wewenang
Kharismatis (Charismatic authority)
Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan
pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu, pulung) yang ada pada diri
seseorang. Kemampuan khusus tadi melekat pada orang tersebut karena anugrah
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang-orang disekitarnya mengakui akan adanya
kemampuan tersebut atau dasar kepercayaan dan pemujaan karena mereka menggap
bahwa sumber kemampuan tersebut merupakan sesuatu yang berada diatas kekuasaan
dan kemampuan manusia pada umumnya. Wewenang kharismatis tidak diatur oleh
kaidah-kaidah, baik yang tradisional maupun rasional. Adakalanya kharisma dapat
hilang karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda.
Perubahan-perubahan tersebut seringkali tak dapat diikuti oleh orang yang
mempunyai wewenang kharismatis tadi sehingga dia tertinggal oleh kemajuan dan
perkembangan masyrakat.
2)
Wewenang
tradisional
Wewenang
tradsional dapat dipunyai oleh seseorang maupun sekelompok orang. Dengan kata
lain, wewenang tersebut dimiliki oleh orang-orang yang menjadi anggota
kelompok, yang sudah lama sekali mempunyai kekuasaan didalam suatu masyarakat.
Adapun ciri-ciri utama wewenang tradisional, yaitu :
Adapun ciri-ciri utama wewenang tradisional, yaitu :
a. Adanya
ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang,
serta orang-orang lainnya dalam masyarakat
b.
Adanya
wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara
pribadi
c. Selama
tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat
bertindak secara bebas
3)
Wewenang
rasional atau legal
Wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Sistem hukum di sini di pahami sebagai kaidah-kaidah yang
telah diakui dan ditaati masyarakat dan bahkan yang telah diperkuat oleh
Negara. Pada wewenang yang didasari oleh sistem hukum harus dilihat juga apakah
sistem hukumnya bersandar pada tradisi, agama atau faktor-faktor lain.
Kemudian, harus ditelaah pula hubungannya dengan sistem kekuasaan serta diuji
pula apakah sistem hukum tadi cocok atau tidak denagn sistem kebudayaan
masrakat supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dan tenteram.
III.
PENUTUP
Kesimpulan dari pembahasan
diatas bahwa dijelaskan psikologi manajemen itu membahas tentang bagaimana cara
mengatur atau memanage sumber daya sebagai suatu kebutuhan. Didalam psikologi
manajemen, kita pun mengelola sebuah organisasi, yang mana organisasi itu
sendiri adalah suatu bentuk perserikatan manusia guna mencapai tujuan yang sama
dan bersama. Dalam organisasi pasti ada komunikasi, tanpa adanya komunikasi,
organisasi tidak bisa mewujudkan tujuan dalam organisasi tersebut.
Komunikasi memiliki beberapa
dimensi antara lain;
a. Komunikasi
Internal : terdapat komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal
b.
Komunikasi
Eksternal
Dalam psikologi manajemen juga
mempelajari apa itu pengaruh, pengaruh itu sesuatu yang timbul dari orang atau
benda yang membentuk watak kepercayaan diri seseorang. Agar pengaruh itu
berhasil terdapat kunci untuk mengubah perilaku seseorang.
Cara merubah perilaku seseorang
itu terdapat antara lain:
a.
Logical argument (logos),
c.
Argument based on credibility (ethos).
Budiasih, Yanti. 2012. Struktur
Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi dan
Pengaruhnya Terhadap Poduktivitas Karyawan, diakses pada 29 September 2016,
dari jurnal Liquidity, No.2, Juli-Desember 2012 dari www.liquidity.stiead.ac.id
Pengaruhnya Terhadap Poduktivitas Karyawan, diakses pada 29 September 2016,
dari jurnal Liquidity, No.2, Juli-Desember 2012 dari www.liquidity.stiead.ac.id
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu
Komunikasi (teori dan praktek).
Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, diakses dari digilib.uinsby.ac.id
pada 29 September 2016
PT.Remaja Rosdakarya, diakses dari digilib.uinsby.ac.id
pada 29 September 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/chapter%20II.pdf,
diakses pada 29 September 2016
diakses pada 29 September 2016
Hayati, Nurul. 2014. Komunikasi Dalam
Organisasi Perpustakaan, diakses pada
29 September 2016, dari jurnal Komunikasi, No.1, Januari-Juni 2014
29 September 2016, dari jurnal Komunikasi, No.1, Januari-Juni 2014
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Suciati. 2015. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Buku
Litera Yogyakarta
Sutarto. 1985. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Komentar
Posting Komentar